Saturday, November 1, 2008

JENIS FONT

Teks/Font
Font atau huruf merupakan salah satu komponen dalam desain grafis. Pada sebuah logo, huruf dapat tampil sebagai informasi nama dari produk atau perusahaan. Pada kemasan, huruf dapat tampil sebagai logo dari perusahaan dalam bentuk brand (clan sub brand), deskripsi produk clan informasi pendukung lainnya.
Saat ini ada ribuan jenis font yang dapat tampil di monitor, terlepas dari masalah estetika atau typografi-nya, namun agar font-font tersebut dapat 'muncul' dengan benar pada proses produksi cetak maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh desainer.

Teori Font
Secara teori ada 2 jenis font yaitu:
I. Type 1 atau PostScript font
2. Truetype font
Dalam perkembangannya saat ini muncul beberapa jenis font seperti Open Type, dan lain-lain.

Type 1 atau PostScript font
Font jenis ini dikeluarkan oleh Adobe dan terbagi atas:

  • Screen font - Screen font merupakan font dengan bentuk bitmap clan sangat dipengaruhi oleh ukurannya. Screen font digunakan untuk tampilan pada monitor. Font ini akan terlihat "jagged" jika font tersebut dirotasi di software aplikasi.
  • Printer font - Printer font juga merupakan font dengan bentuk vektor/grafik sehingga tidak dipengaruhi oleh ukuran (size independent). Jenis font ini digunakan untuk output pada printer tetapi font ini harus didownload terlebih dahulu ke printer saat akan meng-output. Jika printer font tidak ada maka hasil outputnya akan bergerigi walaupun tampilan pada monitor terlihat bagus. Postcript font sangat direkomendasi untuk menghindari masalah missing font pada saat produksi.

Truetype font
Perbedaan dengan Postscript font, jenis font Truetype diciptakan oleh banyak perusahaan dan terdiri dari satu jenis saja. Beberapa software desain grafis memberikan font truetype secara grafis sehingga banyak berkembang font Truetype.

Sabtu pagi jam 10.00, Joko, seorang Operator Pacetak di sebuah Reprohouse harus rela kerja lembur sampai pagi karena ulah 'missing font' dari seorang klien. Joko harus meng-output film separasi clad sebuah buku autobiograJi seorang Jenderal. Masalahnya, buku tersebut diotah dengan software PageMaker dengan 6.5 dari PC. Jenis font yang dipilih oleh sang Desainer adalah font Helvetika, sebuah font yang sangat umum.

Tapi sayangnya, Desainer tidak melampirkan font tersebut karena berasumsi bahwa 'semua orang punya font tersebut. Dan BENAR, Joko punya font Helvetika, tapi ketika file tersebut dibuka pada komputer Joko, semua kalimat dan paragrafnya bergeser sehingga teks menjadi berantakan dan tidak cocok ukurannya. Apalagi ada gambar di tengah-tengah halaman. Wah gimana ini dan semua teks dibuat autoflow, sehingga bila bergesar satu yang lain ikut bergeser juga.


Ternyata, pada kenyataan ditapangannya, jenis font Helvetika ada yang `real' Helvetika dan ada Helvetika yang dimodifikasi. Dicheck pada bank font Joko ada Helvetica, HELVETIKA, Helvetika, helvetika, yang mana yang benar??? Tiap jenis font tersebut punya kerning yang berbeda. Yang pasti Joko hanya sempat lembur Sabtu itu dan tidak malam mingguan.



Jenis font ini sering menimbulkan masalah saat dilakukan output film karena jenis font ini tidak bisa langsung diterima oleh RIP pada imagesetter.
Pada saat Truetype font di-embed pada postscript file, maka oleh "postscript printer driver"(PPD) di-convert ke dalam bentuk PostScript Countour Font kemudian di-output ke imagesetter atau CtP atau Postscript printer lainnya.
Proses convert inilah yang sering bermasalah karena sangat tergantung pada kemampuan PostScript Printer Driver RIP (Roster Image Processor) dari jenis perangkat output yang digunakan.

a. Convert to Path
Fasilitas Convert to Path digunakan untuk menghindari terjadinya missing font saat desainer membuat suatu publikasi pada software aplikasi grafis terutama aplikasi layout.
Fasilitas ini dapat ditemui pada beberapa software grafis, diantaranya; Macromedia FreeHand, Adobe Illustrator, Adobe InDesign dan CorelDraw.
Pada beberapa software aplikasi, istilah ini disebut juga dengan Create Outline. Kelebihan fasilitas ini adalah teks akan menjadi bentuk vektor clan untuk menghindari terjadinya missing font. Sedangkan kelemahannya adalah kapasitas file menjadi lebih besar, jika banyak font yang di convert to path.

b. Attachment Font
Attachment font adalah melampirkan font yang digunakan pada file/ dokumen.
Untuk menghindari terjadinya missing font, pada software layout, seperti PageMaker, dan QuarkXPress yang tidak mempunyai fasilitas Convert to Path, maka font-font tersebut harus dilampirkan dalam satu folder.
Jika sebuah dokumen yang dibuat menggunakan software page layout tidak dlampirkan dengan font yang digunakan, maka pada saat proses produksi akan terjadi missing font. Umumnya pada Reprohouse, font yang missing/hilang akan secara otomatif diganti dengan font jenis Courier. Atau biasanya mereka mencari font yang mirip, namun kerning clan leading belum tentu sama sehingga cukup beresiko.

c. Minimum Font
Font yang terlalu kecil akan menyulitkan pembacaan. Terutama bila teks tersebut di reverse atau diapositif Pada hasil cetaknya, teks yang di reverse akan dipengaruhi oleh dot gain cetak yang mengakibatkan font bertambah kecil apalagi font berkait.

d. Tesk Raster


e. Tesk diatas gambar.

Penempatan tesk diatas gambar seringkali menyebabkan tesk tersebut sulit dibaca. Oleh karena itu ada alternatif cara penyajian yang dapat membantu memperjelas keterbacaan tesk pada sebuah gambar seperti Offset Drop Shadow, Outline, Transparent Type, Tone Down.

No comments: