Shinta, seorang desainer sedang membuat brosur sebuah produk baru sebanyak 20 rim. Keinginan customernya adalah brosur tersebut terlihat mewah dan lux. Setelah konsep desain selesai dan dibuatkan Final Artwork (F/A), Shinta pergi ke reprohouse dan membuat film separasi serta progresive proof-nya. Shinta tidak menyebutkan bahwa pads saat cetak dia akan menggunakan fancy paper dengan warna dasar abu-abu muda. Akhirnya hash progresive proof yang dibuat diatas art paper (yang memang default dari reprohouse) dengan screen ruling 175 lpi di approval oleh customer. Setelah itu, Shinta pergi ke percetakan untuk memperbanyak brosurnya sebanyak 20 rim. Shinta menyerahkan kertas fancy dan film separasi beserta progresive proof-nya dan menginformasikan agar diberikan laminating dolt saat finishing nanti. Dua hari kemudian, Shinta datang ke percetakan tersebut dan melihat hasilnya, wow...betapa terkejutnya Shinta melihat hash cetak brosurnya.
Semua gambar terkesan “mendam” dan agak gelap. Wah...mana semua gambar merupakan gambar produk yang akan di launching, sehingga harus mirip dengan aslinya. Waktu hanya tinggal besok, bagaimana ini?
Kenapa percetakan tidak memberitahukan kalau ada perubahan warna dari progressive proof yang diberikannya? dan juga nilai lpi (screen ruling) untuk fancy paper seharusnya 133 lpi? Kenapa pihak percetakan tidak memberitahukan kalau kertas dengan dasar abu-abu dapat begitu beda dengan kertas putih art paper?
Nasi sudah menjadi bubur. Pihak percetakan menawarkan untuk mencetak ulang, tapi siapa mau bayar harga kertas fancy sebanyak 20 rim? Lalu dimana profesionalisme Shinta sebagai seorang desainer? Dapatkah dia dipercaya lagi? Terlalu mahal harga yang harus dibayar hanya karena sebuah perencanaan yang kurang matang dan komunikasi yang kurang baik. Oh
Perencanaan yang matang
Apakah Anda customer dari sebuah percetakan atau reprohouse, perencanaan sebuah pekerjaan cetak sangat membutuhkan beberapa keputusan,sesedehana apapun pekerjaan tersebut. Apalagi pekerjaan yang kompleks baik desain, printing maupun finishing-nya. Setiap keputusan dapat mempengaruhi semua tahapan produksi dari awal hingga finishing.
Ketika anda memutuskan untuk menggunakan kertas fancy paper yang memiliki warna dasar tertentu, maka Anda harus mengkomunikasikan dengan pihak reprohouse agar screen ruling dapat disesuaikan clan juga gambar-gambarnya juga harus diedit kembali untuk mengkompensasi warna dasar kertas tersebut. Bisa dibayangkan betapa repotnya apabila ketika film separasi sudah dibuat lalu ada perubahan kertas maupun oplah cetak.
Perencanaan yang teliti dan hati-hati sangat membantu dalam mengontrol efektivitas, kualitas, jadwal dan harga suatu produksi cetak. Komunikasi yang baik antara pihak yang terlibat dalam proses produksi tersebut akan sangat membantu menghindari timbulnya masalah dan terlebih-lebih biaya produksi yang membengkak. Ada beberapa pertanyaan sebagai guide line perencanaan suatu pekerjaan supaya hasil produksi cetak dapat mencapai kualitas yang diinginkan, budget yang terkontrol dan waktu yang tepat.
Apa tujuan Anda
Tujuan Anda atau perusahaan Anda dalam membuat suatu “produk cetak” mungkin ingin menginformasikan, menjual, menginspirasikan atau meng-entertain customer atau memperbanyak jumlah customer.
Dengan mengetahui tujuan eksplisit produk cetak tersebut dan membuat target yang lebih spesifik, akan mengarahkan Anda dalam menjawab tentang konsep desain, kualitas dan harga. Beberapa waktu lalu, saya menerima brosur sebuah bank yang lagi ingin mempromosikan beberapa program kepada nasabahnya. Desainnya unik karena disertai “embel-embel” kalender mini yang lucu. Cukup menarik, membuat saya tetap menyimpan brosur tersebut karena kalender mininya, meskipun belum tentu saya mengambil program yang ditawarkan brosur tersebut.
Siapa “audience” Anda?
Apakah Anda ingin menjangkau customer atau orang-orang yang sudah mengenal produk Anda atau belum? Apakah pembacanya nanti perempuan, laki-laki atau siapa saja? Apakah mereka anak muda? orang dewasa atau orang tua diatas 40 tahun?
Target pembaca Anda akan mempengaruhi berbagai option dalam pembuatan desain. Desain poster konser musik rock pasti akan berbeda gayanya dengan poster seminar akademis, ya kan?
Bagaimana pembaca akan menggunakan “produk cetak” tersebut?
Kebanyakan orang membaca buku atau majalah secara berurutan tapi hanya sekilas pada topik-topik tertentu. Untuk newsletter atau direct mail, biasanya pembaca melihat dengan sekilas dan cepat. Tapi untuk brosur atau katalog biasanya agak lama. Sehingga dalam hal ini tentu harus diperhitungkan konsep disain, flexibilitas membacanya dan lain-lain.
Jika produk cetakan berupa menu makanan yang dipegang berkali-kali, maka harus direncanakan bagaimana supaya produk cetakan tersebut awet, warna tetap menarik meskipun dibawah lampu yang agak remang-remang, tekstur kertas yang enak saat dipegang, penjilidan yang tidak mudah sobek, clan sebagainya.
Apakah proses yang lain berpengaruh pada “produk cetak Anda”?
Perlu dipikirkan juga ‘produk cetak’ yang Anda buat apakah sesuai dengan proses yang lain? Apakah ukuran desain label yang dibuat sudah pas dengan ukuran botolnya. Apakah ukuran desain produk Anda sudah cukup efisien dengan ukuran kertas yang dipakai?
Berapa oplah cetak yang diinginkan?
Saat ini sesuai dengan kemajuan teknologi ada beberapa alternatif ‘produksi cetak’ yang sangat membantu dalam hal kecepatan clan harga. Jika memang undangan seminar yang dibutuhkan hanya untuk 400 atau 500 buah dengan ukuran A5, maka teknologi digital printing adalah solusi yang terbaik. Selain cepat juga lebih murah dibanding dengan biaya produksi cetak.
Cost dan Quality
Istilah "ada harga ada rupa" tidak saja berlaku di pasar Mangga Dua yang menjual berbagai jenis pakaian jadi. Bisa jadi berlaku juga dalam Industri grafika. Suatu produk cetak yang berkualitas cak bisa dipungkiri sedikit banyak memerlukan "cost" yang tidak murah. Ditinjau dari kualitas cetaknya, majalah "Concept", majalah untuk para desainer yang diterbitkan di Jakarta memang bagus. Kertasnya bagus (pakai fancy paper), desainnya bagus dan menarik (gambar vektor clan bitmap diperlakukan dengan benar), dicetak dengan mesin cetak yang "bagus" Dan sebagainya.
Semua sudah dikonsep dan direncanakan dengan benar. Biaya produksi Iebih mahal? So pasti, harga jual lebih mahal? So pasti, apakah banyak peminatnya? Tentu saja. Ternyata ada pangsa pasarnya sendiri yang benarbenar menikmati desain dan produk cetak yang berkualitas clan mau membayar harga. Yang pasti oplah cetak semakin meningkat hingga saat ini.
Mengamati perkembangan dunia publishing di Indonesia sekarang ini, yang namanya majalah dan tabloid sudah tak terhitung jumlahnya. Bak jamur di musim hujan, dalam kurun waktu beberapa tahun saja jumlah majalah dan tabloid meningkat drastis. Mulai dari asli buatan Indonesia, sampai yang "franchise" dari luar negri.
Mulai dari segmen balita, ABG (Anak Baru Gede), Wanita muda, Ibu rumah tangga, Wanita bekerja, wanita umur 40+ clan sebagainya, belum lagi untuk kaum prianya clan berbagai majalah produk yang lagi berkembang di masyarakat. Dan yang juga cukup 'seru' adalah info media TV ikutan diubah menjadi tabloid atau majalah, sehingga menambah berbagai variasi dalam media cetak. Ketika semua majalah di"pajang" di counter majalah, maka secara otomatis para pembacanya akan membandingkan yang satu dengan yang lain. Untuk majalah wanita, saya biasanya melihat tampilan fisiknya dahulu, bagus 'go, keren 'go? baru kemudian melihat isi berita atau informasi yang disajikan.
Kompetisi yang semakin gencar mau tidak mau "memaksa" sejumlah penerbit terus menerus meningkatkan kualitas fisik maupun materinya. Permainan warna cukup memegang peranan yang penting. Majalah yang mengandung warna khusus atau spot color akan terlihat lebih menarik dan exclusive clan tampil beda dibanding yang lain. Biaya produksi lebih mahal? Tentu saja. Harga jual lebih mahal? Tentu saja, pembaca lebih banyak? eit no comment. Yang pasti ada segmen pasar yang "haus" dengan suatu produk cetak yang berkualitas baik fisik clan juga materinya. Yang pasti "penyakit" mau tampil lebih keren bersifat menular clan manusiawi.
So, make up your a choice!
Semua gambar terkesan “mendam” dan agak gelap. Wah...mana semua gambar merupakan gambar produk yang akan di launching, sehingga harus mirip dengan aslinya. Waktu hanya tinggal besok, bagaimana ini?
Kenapa percetakan tidak memberitahukan kalau ada perubahan warna dari progressive proof yang diberikannya? dan juga nilai lpi (screen ruling) untuk fancy paper seharusnya 133 lpi? Kenapa pihak percetakan tidak memberitahukan kalau kertas dengan dasar abu-abu dapat begitu beda dengan kertas putih art paper?
Nasi sudah menjadi bubur. Pihak percetakan menawarkan untuk mencetak ulang, tapi siapa mau bayar harga kertas fancy sebanyak 20 rim? Lalu dimana profesionalisme Shinta sebagai seorang desainer? Dapatkah dia dipercaya lagi? Terlalu mahal harga yang harus dibayar hanya karena sebuah perencanaan yang kurang matang dan komunikasi yang kurang baik. Oh
Perencanaan yang matang
Apakah Anda customer dari sebuah percetakan atau reprohouse, perencanaan sebuah pekerjaan cetak sangat membutuhkan beberapa keputusan,sesedehana apapun pekerjaan tersebut. Apalagi pekerjaan yang kompleks baik desain, printing maupun finishing-nya. Setiap keputusan dapat mempengaruhi semua tahapan produksi dari awal hingga finishing.
Ketika anda memutuskan untuk menggunakan kertas fancy paper yang memiliki warna dasar tertentu, maka Anda harus mengkomunikasikan dengan pihak reprohouse agar screen ruling dapat disesuaikan clan juga gambar-gambarnya juga harus diedit kembali untuk mengkompensasi warna dasar kertas tersebut. Bisa dibayangkan betapa repotnya apabila ketika film separasi sudah dibuat lalu ada perubahan kertas maupun oplah cetak.
Perencanaan yang teliti dan hati-hati sangat membantu dalam mengontrol efektivitas, kualitas, jadwal dan harga suatu produksi cetak. Komunikasi yang baik antara pihak yang terlibat dalam proses produksi tersebut akan sangat membantu menghindari timbulnya masalah dan terlebih-lebih biaya produksi yang membengkak. Ada beberapa pertanyaan sebagai guide line perencanaan suatu pekerjaan supaya hasil produksi cetak dapat mencapai kualitas yang diinginkan, budget yang terkontrol dan waktu yang tepat.
Apa tujuan Anda
Tujuan Anda atau perusahaan Anda dalam membuat suatu “produk cetak” mungkin ingin menginformasikan, menjual, menginspirasikan atau meng-entertain customer atau memperbanyak jumlah customer.
Dengan mengetahui tujuan eksplisit produk cetak tersebut dan membuat target yang lebih spesifik, akan mengarahkan Anda dalam menjawab tentang konsep desain, kualitas dan harga. Beberapa waktu lalu, saya menerima brosur sebuah bank yang lagi ingin mempromosikan beberapa program kepada nasabahnya. Desainnya unik karena disertai “embel-embel” kalender mini yang lucu. Cukup menarik, membuat saya tetap menyimpan brosur tersebut karena kalender mininya, meskipun belum tentu saya mengambil program yang ditawarkan brosur tersebut.
Siapa “audience” Anda?
Apakah Anda ingin menjangkau customer atau orang-orang yang sudah mengenal produk Anda atau belum? Apakah pembacanya nanti perempuan, laki-laki atau siapa saja? Apakah mereka anak muda? orang dewasa atau orang tua diatas 40 tahun?
Target pembaca Anda akan mempengaruhi berbagai option dalam pembuatan desain. Desain poster konser musik rock pasti akan berbeda gayanya dengan poster seminar akademis, ya kan?
Bagaimana pembaca akan menggunakan “produk cetak” tersebut?
Kebanyakan orang membaca buku atau majalah secara berurutan tapi hanya sekilas pada topik-topik tertentu. Untuk newsletter atau direct mail, biasanya pembaca melihat dengan sekilas dan cepat. Tapi untuk brosur atau katalog biasanya agak lama. Sehingga dalam hal ini tentu harus diperhitungkan konsep disain, flexibilitas membacanya dan lain-lain.
Jika produk cetakan berupa menu makanan yang dipegang berkali-kali, maka harus direncanakan bagaimana supaya produk cetakan tersebut awet, warna tetap menarik meskipun dibawah lampu yang agak remang-remang, tekstur kertas yang enak saat dipegang, penjilidan yang tidak mudah sobek, clan sebagainya.
Apakah proses yang lain berpengaruh pada “produk cetak Anda”?
Perlu dipikirkan juga ‘produk cetak’ yang Anda buat apakah sesuai dengan proses yang lain? Apakah ukuran desain label yang dibuat sudah pas dengan ukuran botolnya. Apakah ukuran desain produk Anda sudah cukup efisien dengan ukuran kertas yang dipakai?
Berapa oplah cetak yang diinginkan?
Saat ini sesuai dengan kemajuan teknologi ada beberapa alternatif ‘produksi cetak’ yang sangat membantu dalam hal kecepatan clan harga. Jika memang undangan seminar yang dibutuhkan hanya untuk 400 atau 500 buah dengan ukuran A5, maka teknologi digital printing adalah solusi yang terbaik. Selain cepat juga lebih murah dibanding dengan biaya produksi cetak.
Cost dan Quality
Istilah "ada harga ada rupa" tidak saja berlaku di pasar Mangga Dua yang menjual berbagai jenis pakaian jadi. Bisa jadi berlaku juga dalam Industri grafika. Suatu produk cetak yang berkualitas cak bisa dipungkiri sedikit banyak memerlukan "cost" yang tidak murah. Ditinjau dari kualitas cetaknya, majalah "Concept", majalah untuk para desainer yang diterbitkan di Jakarta memang bagus. Kertasnya bagus (pakai fancy paper), desainnya bagus dan menarik (gambar vektor clan bitmap diperlakukan dengan benar), dicetak dengan mesin cetak yang "bagus" Dan sebagainya.
Semua sudah dikonsep dan direncanakan dengan benar. Biaya produksi Iebih mahal? So pasti, harga jual lebih mahal? So pasti, apakah banyak peminatnya? Tentu saja. Ternyata ada pangsa pasarnya sendiri yang benarbenar menikmati desain dan produk cetak yang berkualitas clan mau membayar harga. Yang pasti oplah cetak semakin meningkat hingga saat ini.
Mengamati perkembangan dunia publishing di Indonesia sekarang ini, yang namanya majalah dan tabloid sudah tak terhitung jumlahnya. Bak jamur di musim hujan, dalam kurun waktu beberapa tahun saja jumlah majalah dan tabloid meningkat drastis. Mulai dari asli buatan Indonesia, sampai yang "franchise" dari luar negri.
Mulai dari segmen balita, ABG (Anak Baru Gede), Wanita muda, Ibu rumah tangga, Wanita bekerja, wanita umur 40+ clan sebagainya, belum lagi untuk kaum prianya clan berbagai majalah produk yang lagi berkembang di masyarakat. Dan yang juga cukup 'seru' adalah info media TV ikutan diubah menjadi tabloid atau majalah, sehingga menambah berbagai variasi dalam media cetak. Ketika semua majalah di"pajang" di counter majalah, maka secara otomatis para pembacanya akan membandingkan yang satu dengan yang lain. Untuk majalah wanita, saya biasanya melihat tampilan fisiknya dahulu, bagus 'go, keren 'go? baru kemudian melihat isi berita atau informasi yang disajikan.
Kompetisi yang semakin gencar mau tidak mau "memaksa" sejumlah penerbit terus menerus meningkatkan kualitas fisik maupun materinya. Permainan warna cukup memegang peranan yang penting. Majalah yang mengandung warna khusus atau spot color akan terlihat lebih menarik dan exclusive clan tampil beda dibanding yang lain. Biaya produksi lebih mahal? Tentu saja. Harga jual lebih mahal? Tentu saja, pembaca lebih banyak? eit no comment. Yang pasti ada segmen pasar yang "haus" dengan suatu produk cetak yang berkualitas baik fisik clan juga materinya. Yang pasti "penyakit" mau tampil lebih keren bersifat menular clan manusiawi.
So, make up your a choice!

No comments:
Post a Comment