Untuk design dan output film gunakanlah software Photoshop untuk mengolah gambar yang akan diproduksi cetak. Software lain seperti Windows picture and Fax viewer atau Photo point tidak direkomendasikan penggunaannya. Karena kedua software tersebut dalam penggunaan setting color tidak memadai.
Sedangkan software Photoshop diciptakan sebagai software digital imaging yang khusus mengolah data bitmap atau gambar serta mendukung semua fasilitas yang diperlukan dalam mengolah gambar digital yang baik seperti icc profile, tools untuk manipulasi gambar, setting resolusi input serta preview yang memungkinkan dikalibrasi mendekati hasil cetak. Kesemua hal ini tidak terdapat pada software lain yang memiliki kemampuan untuk membuka gambar digital.
3. Konversi RGB ke CMYK
Konversi warna dari RGB ke CMYK merupakan hal yang paling sering dilakukan pada tahap awal pengolahan gambar. Hal ini karena pada umumnya ada beberapa scanner atau kamera digital yang bekerja dengan warna RGB. Sering kali saat konversi warna terjadi penurunan warna (drop) dari warna RGB.
Seberapa jauh konversi warna yang terjadi tergantung jenis profile CMYK pada Color Setting yang dipilih. Penyebab terjadinya penurunan warna itu disebabkan adanya perbedaan colorspoce antara RGB ke CMYK dimana colors pace RGB lebih besar dari CMYK.
Hal yang paling penting saat konversi dari RGB ke CMYK, adalah:
Jenis icc profile CMYK yang digunakan pada menu Color Setting di photoshop. Hal tersebut menentukan seberapa jauh dan bagus hasil CMYK yang telah dikonversi.
Apabila ingin melakukan konversi secara langsung dari RGB ke CMYK maka setting icc profile pada menu Color Setting harus diperiksa dengan benar. Pilihlah icc profile yang sesuai dengan karakteristik mesin cetak kita (dibuat sendiri dengan alat Spectrophotometer) atau pilih default pada Photoshop, misalnya US Sheetfed Coated.
Dalam suatu proses kalibrasi monitor di sebuah Penerbitan majalah, seorang Photographer bersikeras bahwa warna yang harus sama dengan hasil cetak harus menggunakan software "Windows Picture" bukan Photoshop. Karena si Photographer tersebut meyakini software tersebut "sesuai" dengan hasil karyanya selama ini.
Mengenai masalah yang dihadapi desainer yang lain dalam reproduksi cetak, sang photographer mengganggap itu adalah "urusan" desainer bukan urusan photographer.Akhirnya, setelah kami memberi penjelasan clan ujicoba, maka baru ada kesepakatan "winwin solution".
4. Resolusi gambar
Resolusi gambar sering juga disebut sebagai resolusi input, yaitu banyaknya elemen yang membentuk suatu gambar, dimana besarnya dinyatakan dalam ppi (pixel per inch) ataupun dpi (dot per inch). Untuk mengetahui resolusi input untuk produksi cetak yang tepat ada rumus yang dapat digunakan yaitu : 2 x screen ruling. Jika screen ruling yang digunakan ISO Ipi, maka resolusi input menjadi 300 dpi.
Istilah screen ruling pada percetakan sering disebut dengan raster atau ada juga yang menyebutnya sebagai screen frequency. Besar kecilnya screen ruling sangat dipengaruhi oleh jenis kertas yang akan digunakan saat mencetak. Misalkan untuk mencetak suatu gambar dengan kertas koran, screen ruling yang digunakan adalah 85 Ipi, sehingga resolusi inputnya cukup dengan 2x85 Ipi = 170 dpi. Bagi seorang desainer yang paling penting dipahami adalah resolusi input yang diperlukan untuk produksi cetak adalah 300 dpi (sebagai default).
File yang diambil dari kamera digital pada umumnya beresolusi 72 dpi dengan ukuran panjang dan lebar yang sangat besar. Dalam hal ini yang perlu menjadi perhatian adalah total size gambar tersebut.
Misalkan kamera digital low end yang memiliki kemampuan menghasilkan gambar sebesar 4.8 Mb, resolusi input : 72 dpi, dimensi 34.4 cm x 46.2 cm, maka ukuran ideal untuk produksi cetak yang membutuhkan resolusi 300 dpi adalah 8,2 x menjadi perhatian adalah total size gambar tersebut. Oleh karena itu untuk membuat cover majalah berukuran A4 diperlukan total file size yang lebih besar dengan sumber dari kamera didtal hi-end. Berikut untuk mengubah resolusi gambar.
Sedangkan software Photoshop diciptakan sebagai software digital imaging yang khusus mengolah data bitmap atau gambar serta mendukung semua fasilitas yang diperlukan dalam mengolah gambar digital yang baik seperti icc profile, tools untuk manipulasi gambar, setting resolusi input serta preview yang memungkinkan dikalibrasi mendekati hasil cetak. Kesemua hal ini tidak terdapat pada software lain yang memiliki kemampuan untuk membuka gambar digital.
3. Konversi RGB ke CMYK
Konversi warna dari RGB ke CMYK merupakan hal yang paling sering dilakukan pada tahap awal pengolahan gambar. Hal ini karena pada umumnya ada beberapa scanner atau kamera digital yang bekerja dengan warna RGB. Sering kali saat konversi warna terjadi penurunan warna (drop) dari warna RGB.
Seberapa jauh konversi warna yang terjadi tergantung jenis profile CMYK pada Color Setting yang dipilih. Penyebab terjadinya penurunan warna itu disebabkan adanya perbedaan colorspoce antara RGB ke CMYK dimana colors pace RGB lebih besar dari CMYK.
Hal yang paling penting saat konversi dari RGB ke CMYK, adalah:
Jenis icc profile CMYK yang digunakan pada menu Color Setting di photoshop. Hal tersebut menentukan seberapa jauh dan bagus hasil CMYK yang telah dikonversi.
Apabila ingin melakukan konversi secara langsung dari RGB ke CMYK maka setting icc profile pada menu Color Setting harus diperiksa dengan benar. Pilihlah icc profile yang sesuai dengan karakteristik mesin cetak kita (dibuat sendiri dengan alat Spectrophotometer) atau pilih default pada Photoshop, misalnya US Sheetfed Coated.
Cara melakukan konversi RGB ke CMYK, sebagai berikut:
Buka gambar pada Photoshop
Pada menu image pilih Mode kemudian klik Convert to Profile
Aturlah setting didalamnya, seperti:
- Pada Destination space pilih icc profile yang diinginkan, misal LinkMatch 2005
- Pada Conversion Option pilih intent perceptual
- Non aktifkan Use Black Point Compensation dan klik OK
Dalam suatu proses kalibrasi monitor di sebuah Penerbitan majalah, seorang Photographer bersikeras bahwa warna yang harus sama dengan hasil cetak harus menggunakan software "Windows Picture" bukan Photoshop. Karena si Photographer tersebut meyakini software tersebut "sesuai" dengan hasil karyanya selama ini.
Mengenai masalah yang dihadapi desainer yang lain dalam reproduksi cetak, sang photographer mengganggap itu adalah "urusan" desainer bukan urusan photographer.Akhirnya, setelah kami memberi penjelasan clan ujicoba, maka baru ada kesepakatan "winwin solution".
Tips - Usahakan selalu memberi data yang sudah dalam format CMYK karena apabila masih dalam format RGB,saat di output ke film separasi CtP akan menyebabkan gambar tersebut hilang, menjadi black & white atauoun “ngaco” warnanya. Usahakan untuk mendapatkan icc profile dari percetakan yang telah memiliki internal profile agar hasil lebih optimal.
4. Resolusi gambar
Resolusi gambar sering juga disebut sebagai resolusi input, yaitu banyaknya elemen yang membentuk suatu gambar, dimana besarnya dinyatakan dalam ppi (pixel per inch) ataupun dpi (dot per inch). Untuk mengetahui resolusi input untuk produksi cetak yang tepat ada rumus yang dapat digunakan yaitu : 2 x screen ruling. Jika screen ruling yang digunakan ISO Ipi, maka resolusi input menjadi 300 dpi.
Istilah screen ruling pada percetakan sering disebut dengan raster atau ada juga yang menyebutnya sebagai screen frequency. Besar kecilnya screen ruling sangat dipengaruhi oleh jenis kertas yang akan digunakan saat mencetak. Misalkan untuk mencetak suatu gambar dengan kertas koran, screen ruling yang digunakan adalah 85 Ipi, sehingga resolusi inputnya cukup dengan 2x85 Ipi = 170 dpi. Bagi seorang desainer yang paling penting dipahami adalah resolusi input yang diperlukan untuk produksi cetak adalah 300 dpi (sebagai default).
File yang diambil dari kamera digital pada umumnya beresolusi 72 dpi dengan ukuran panjang dan lebar yang sangat besar. Dalam hal ini yang perlu menjadi perhatian adalah total size gambar tersebut.
Misalkan kamera digital low end yang memiliki kemampuan menghasilkan gambar sebesar 4.8 Mb, resolusi input : 72 dpi, dimensi 34.4 cm x 46.2 cm, maka ukuran ideal untuk produksi cetak yang membutuhkan resolusi 300 dpi adalah 8,2 x menjadi perhatian adalah total size gambar tersebut. Oleh karena itu untuk membuat cover majalah berukuran A4 diperlukan total file size yang lebih besar dengan sumber dari kamera didtal hi-end. Berikut untuk mengubah resolusi gambar.
- Buka file gambar
- Plih menu image > image size
- Perhatikan resolusi awal dan total file size
- Non aktifkan menu : resample image.
- Ganti resolusi 72 dpi menjadi 300 dpi
- Perhatikan total file size tetap seperti saat 72 dpi hanya ukuran gambarnya yang menjadi lebih kecil.
Perhatikan
Standar resolusi input gambar untuk produksi cetak adalah 300 dpi, bila kurang dari 300 dpi maka gambar akan terlihat jagged (pecah).
